Klik sponsor untuk close

Kutub Utara Bergeser, Landasan Bandara Diubah


Headline
IST
Oleh: Billy A Banggawan
Teknologi - Rabu, 1 September 2010 | 15:45 WIB
INILAH.COM, Jakarta Satelit NASA yang menghabiskan 7 tahun mempelajari kutub bumi berhasil mengakhiri misinya pada Senin (30/8). Satelit itu terjun ke bumi dan terbakar di atmosfir.

Beberapa puing dari Ice, Cloud, and land Elevation satellite (ICESat) jatuh ke laut Barents di utara Norwegia dan Rusia sekitar pukul 5 pagi waktu setempat, menurut Orbital Debris Program Office di Johnson Space Center NASA di Houston.

Lembaga ini menurunkan orbit ICESat pada bulan Juli dan secara resmi menarik satelit itu untuk mempersiapkannya kembali masuk ke Bumi.

Peninggalan pesawat ini akan sangat berguna bagi pemahaman lapisan es dan dinamika laut es, kata pejabat NASA.

Misi ICESat telah memajukan sains dalam mengukur perubahan massa es Greenland dan Antartika, ketebalan laut es, ketinggian kanopi vegetasi dan ketinggian awan serta aerosol.

ICESat sangat bermanfaat bagi sains, kata Jay Zwally, ilmuwan proyek ICESat di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt.

Satelit ini memberikan detail informasi bagaimana massa es kutub Bumi berubah seiring pemanasan global serta untuk penentuan kebijakan pemerintah.

Data ICESat menunjukkan penipisan es laut Arktik yang sangat cepat, serta menunjukkan tingkat kehilangan es Greenland yang berkontribusi pada peningkatan tinggi laut, kata Zwally.

Berkat ICESat kita tahu bahwa lapisan es Antartika tidak berkurang sebanyak yang disebutkan studi yang ada saat ini, kata Zwally.

Menggunakan data ICESat, ilmuwan bisa mengdentifikasi jaringan danau di bawah lapisan es Antartika.

Tim ICESat telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik memastikan pesawat ini tidak menjadi ancaman bagi pesawat lain atau sumber potensi puing orbit di masa depan, kata Nicholas Johnson, Cief Scientist Orbital Debris NASA di Johnson Space Center di Houston.

Meski misi ICESat telah berakhir, penelitian NASA menyangkut daerah kutub Bumi akan tetap berlanjut, kata pejabat lembaga itu.

NASA mulai mengembangkan ICESat-2 yang direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2015 dengan memasukkan intrumen yang jauh lebih maju ke dalamnya
"Photobucket